Inilah buku pertama di Indonesia tentang spiritualitas pemenangan pemilu. Jangan membeli apalagi membaca tuntas buku ini jika Anda belum membutuhkan kemenangan dalam Pemilu 2014. Tetapi jika kemenangan itu bersifat penting, segera dan mendesak untuk perubahan hidup Anda, maka seraplah ajaran inti buku ini dengan kekuatan hati. Masuklah ke jalur baru pemenangan pemilu. Lakukan tindakan perubahan. Insya ALLAH keberkahan dan hidayah akan datang untuk kemenangan Anda. Yakin. Pasti. Karena ALLAH.

Sabtu, 08 Juni 2013

Mendirikan Tiang Kemenangan: Sholat

Apa hubungan sholat dengan kemenangan anda sebagai calon legislatif?  Apa fungsi dan manfaat sholat bagi kemenangan anda? Tanpa sholat, mungkinkah anda menang dalam pemilu, terpilih sebagai anggota legislatif? Inilah kunci ke-3 untuk kemenangan pemilu: mendirikan tiang kemenangan melalui sholat.

Coba simak hadits ini dengan teliti. Rosulullah SAW bersabda:
  • Shalat adalah tiang agama, barang siapa yang mengerjakannya berarti ia menegakkan agama, dan barang siapa meninggalkannya berarti ia meruntuhkan agama (HR. Baihaqqi). 
  • Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. (HR. At-Tirmidzi).
Dalam perhitungan di akhirat, sholat menjadi semacam password untuk membuka atau menutup segala amal ibadah lainnya. Ini berarti dalam kehidupan dunia pun, sholat memegang fungsi yang sama. Segala niat, do’a, dzikir dan amal ibadah lainnya untuk mencapai kemenangan dalam pemilu tidak akan diterima ALLAH jika tidak memegang kata kuncinya atau password. Password itu namanya sholat.

Jika sholat itu dilakukan secara rutin terus menerus, maka:
  • Alat komunikasi kemenangan, yaitu hati, akan memiliki signal yang lebih kuat, stabil dan daya jangkaunya lebih luas. Hati lebih hidup.
  • Akar kemenangan, yaitu niat, akan tertanam lebih kokoh, lebih subur dan lebih cepat menumbuhkan batang. Batang akan menumbuhkan ranting, daun, bunga dan buah.
  • Magnet kemenangan, yaitu do’a dan dzikir, akan memiliki daya magnet yang lebih besar, lebih kuat, dan lebih luas medan magnetnya sehingga bisa menarik unsur-unsur kemenangan di manapun berada, bahkan yang tersembunyi sekalipun.
Jika sholat itu ditinggalkan, maka semua perangkat kemenangan itu menjadi labil, lemah, rapuh, pada akhirnya bisa mati. Karena sholat juga adalah tiang, maka berarti robohlah segala yang di atasnya.

Kenapa sholat memiliki fungsi sebagai tiang kemenangan, dan bukannya ibadah lainnya yang dijadikan tiang? Tidak mungkin sholat itu dijadikan tiang jika tidak memenuhi kualifikasi standard ibadah yang terbaik. Kenapa? Karena sholat itu akan menyangga semua amal ibadah apapun: zakat, puasa, haji, umroh, sedekah, dzikir, do’a, silaturahmi, berbisnis, menikah, merawat anak, memelihara anak yatim, membangun masjid, tersenyum, dan seterusnya. Termasuk di dalamnya sholat itu menyangga jalur politik sebagai ibadah.

Segala daya upaya seseorang untuk mencapai kemenangan dalam pemilu akan disangga oleh sholat: niat, dzikir, do’a, sedekah, silaturahmi, merekrut pengikut, kampanye, melobi tokoh-tokoh kunci, mencari biaya kampanye, memasang alat-alat promosi, dan sebagainya, semuanya didirikan di atas sholat sebagai tiangnya. Segala daya upaya ini tidak lagi bermakna apa-apa jika tiangnya ambruk. Hasilnya bisa ditebak, yaitu kelelahan, kesusahan, kesempitan, kegelapan, kekalahan dan kegagalan.

Inilah rahasia sholat sebagai tiang kemenangan:
  • Do’a dan bacaan sholat sangat lengkap, mencakup berbagai kebutuhan dan kepentingan. Do’a di dalam sholat itu paling mustajab untuk mencapai kemenangan.
  • Pelaksanaan sholat bersifat harian menurut waktu yang sudah ditentukan mengikuti  peredaran bumi terhadap matahari.  Ada makna, rahasia keajaiban dan kekuatan yang tersimpan dalam sholat pada tiap-tiap waktu tersebut untuk kemenangan pemilu.
Jika ada yang bertanya, kapan saat paling terbaik do’a dipanjatkan? Jawabnya saat melaksanakan sholat, do’a di dalam sholat. Sholat merupakan bentuk komunikasi antara hamba dengan ALLAH yang bersifat langsung, tanpa perantara.  Rosulullah bersabda: "Apabila seseorang di antara kalian sholat, janganlah meludah ke arah depannya, karena     sesungguhnya apabila dia sedang sholat, ALLAH berada di hadapannya." (HR. Bukhori).

Ingat firman ALLAH: “….maka ke manapun kamu menghadap di situlah wajah ALLAH….” (QS Al Baqarah: 115). Dan kemudian orang yang sholat menjawab firman dan hadits tersebut melalui do’a iftitah dengan kalimat: “…..Kuhadapkan wajah hatiku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan menyerahkan diri dan aku bukanlah dari golongan kaum musyrikin…”

Apa artinya? Inilah artinya:
  • Sholat itu adalah ibadah “face to face” antara hamba dengan ALLAH.
  • Karena “face to face” maka komunikasi antara hamba dan ALLAH dalam sholat bersifat timbal balik, dialogis dua arah.
  • Karena bersifat “face to face”, langsung, dan bersifat dua arah, maka permohonan seorang hamba kepada ALLAH bisa diterima lebih cepat.
  • Karena permohonan diterima lebih cepat, maka keputusan ALLAH tentang permohonan tersebut bisa diketahui lebih awal: dikabulkan atau ditolak. Soal dikabulkan atau ditolak kita sudah tahu rumusnya, bahwa ALLAH mengikuti persangkaan hambanya. Jika hamba yakin, maka ALLAH yakin. Jika hamba ragu, maka ALLAH pun ragu.
Inilah momentum yang disediakan ALLAH untuk hamba-Nya yang ingin bermunajat saat mendirikan sholat:
  • Pada saat membaca surat Al Fatehah.
  • Pada saat sujud.
  • Pada saat duduk diantara dua sujud.
  • Pada saat membaca do’a qunut.
Manfaatkanlah momentum berdo’a atau bermunajat saat sholat tersbeut. Ada teknik tertentu bagaimana seseorang bermunajat di dalam sholat.  Pada kesempatan lain, mudah-mudahan teknik khusus bermunajat saat sholat ini akan dikupas lebih dalam. Termasuk mengupas lebih jauh soal rahasia waktu-waktu sholat bagi kemenangan pemilu.

Yang penting untuk saat ini anda memahami dan meyakini bahwa secara prinsip sholat itu berhubungan dengan kemenangan.  Coba saja simak ulang seruan adzan pada saat masuk awal waktu sholat. Salah satu seruan adzan itu adalah hayya ‘alash-shalaah, artinya marilah mendirikan sholat. Kemudian dilanjutkan dengan kalimat hayya ‘alal-falaah, marilah menuju kemenangan. Apa makna dari seruan ini? Maknanya jelas dan tegas, sholat itu menuju kemenangan, sholat itu akan membawa seseorang pada kemenangan. 

Kemenangan dalam hal apa? Kemenangan dalam segala hal apa saja, sesuai dengan kebutuhan orang yang menegakkan sholatnya. Bisa berupa kemenangan melawan hawa nafsu, kemenangan melawan musuh dalam perang, kemenangan dari rasa malas, kemenangan dari kebangkrutan, kemenangan dari hutang piutang, dan seterusnya. Ingat, sholat adalah tiang agama, tiang kehidupan. Jadi, sholat itu membawa kemenangan dalam kehidupan. Kehidupan seseorang itu luas sekali cakupannya. Maka, tafsir tentang kemenangan ini sangat terbuka, bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan hajat tiap-tiap orang. Termasuk dalam hal ini adalah kebutuhan untuk memenangkan persaingan dalam pemilu.

Jika anda seorang calon kegislatif, kemudian mendengar seruan adzan “hayya ‘alash-shalaah” dan “hayya ‘alal-falaah” itu artinya anda diingatkan ALLAH melalui muadzin. Bahwa kemenangan anda dalam pemilu, yakni terpilih sebagai anggota legislatif, hanya bisa dicapai dengan cara menegakkan sholat. Dengan kata lain, jika anda tidak tergetar hatinya dan mengabaikan panggilan adzan sama saja dengan mengabaikan kemenangan untuk anda sendiri.

Tidak ada komentar: