Apa yang akan
terjadi dengan anda jika anda memahami, menguasai dan meyakini 5 Kunci
Kemenangan Pemilu? 5 Kunci
Kemenangan tersebut, yakni niat, do’a dan dzikir, sholat, sedekah dan ikhtiar, akan memberikan kontribusi besar pada
pembentukan jati diri sebagai pemenang. Inilah rumusnya:
- Anda tidak akan menang tanpa jati diri sebagai pemenang.
- Jati diri pemenang adalah out put dari kemampuan seseorang melawan dirinya sendiri.
- Jika dia bisa menguasai dirinya sendiri, maka dia bisa menguasai kehidupannya, menguasai lingkungannya, menguasai apapun.
- Mencapai kemenangan di dalam diri sendiri sama artinya dengan menjemput dan meraih kemenangan di luar diri. Kemenangan apapun, seberat apapun. Dan di sinilah letak kejaiban menuju kemenangan.
Coba simak firman ALLAH ini:
Hai orang-orang yang
beriman, bertaqwalah kamu kepada ALLAH dan katakanlah perkataan yang benar,
niscaya ALLAH memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu
dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati ALLAH dan Rosul-Nya, maka sesungguhnya ia
telah mendapat kemenangan yang besar.
(QS Al Ahzab: 70 - 71).
Dan ALLAH tidak
menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai khabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar tenteram hatimu karenanya. Dan kemenanganmu itu hanyalah
dari ALLAH Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(QS Ali Imran: 126).
Ayat tersebut maksudnya
jelas:
1. Kemenangan
itu hanyalah dari ALLAH, bukan dari rakyat. ALLAH itu Maha Perkasa.
2. Kemenangan
itu diturunkan kepada orang-orang yang taat kepada ALLAH dan RosulNya, bukan
diturunkan kepada orang-orang yang dikendalikan hawa nafsu.
3. Ketaatan
itu diwujudkan dalam perkataan dan amalan-amalan yang benar (niat, do’a,
dzikir, sholat, sedekah dan ikhtiar), bukan perkataan dan amalan yang merusak
diri dan masyarakat.
4. Perkataan
dan amalan-amalan ini akan membuat hati tentram, nyaman, kuat, berenergi,
bercahaya, dan penuh keajaiban.
5. Hati
yang hidup semacam itu akan membuat ALLAH menurunkan bala bantuan dalam
berbagai bentuk dan cara yang terbaik. ALLAH itu Maha Perkasa dan Maha Bijaksana.
6. Karena
ada campur tangan dan bantuan ALLAH itu, maka kemenangan yang dicapai adalah
kemenangan yang besar, kemenangan yang sempurna, bukan kemenangan sesaat yang
justru menggelisahkan hati pemenangnya dan membuat celaka di kemudian hari.
Inilah jati diri pemenang yang dicapai melalui 5 Kunci Kemenangan:
Hati Para Pemenang:
- Ikhlas, beniat dan berbuat karena ALLAH, bukan karena yang lain, bukan terpaksa.
- Yakin, bukan peragu.
- Sabar, tidak mudah tergesa-gesa dan emosional.
- Bersyukur, tidak mudah mengeluh dan menyesali keadaan.
- Tawakkal (berserah diri), bukan menyombongkan diri.
- Tenang dan nyaman, tidak gelisah, cemas, risau.
- Bahagia, bukan sedih.
- Jauh dari rasa takut, kecuali kepada ALLAH.
Pikiran Para Pemenang:
- Khusyu’ alias fokus, konsentrasi dan terarah.
- Memiliki gambaran besar tentang tujuannya. Punya visi.
- Berpikir strategis, bukan sekedar teknis.
- Berpikir sistemik dan sistematis, bukan parsial dan ngawur.
- Mengetahui dan memahami apa yang harus diperbuatnya.
- Pikirannya kreatif, inovatif dan penuh inspirasi, namun realistik.
- Tidak tergoda apalagi tunduk pada pikiran-pikiran konvensional yang negatif.
- Pikirannya tidak sempit, penuh dengan berbagai alternatif.
- Pikirannya tidak terbeban dengan kesempitan atau kesulitan seberat apapun.
- Pikirannya lebih terbuka dan lapang, tidak terikat pada dogma yang membelenggu.
- Selalu mencari jalan ke luar yang tepat sesuai kondisi yang dihadapi.
- Pikirannya tidak berjalan ke arah mementingkan diri sendiri.
- Senang mendorong munculnya pemikiran bersama yang partisipatif.
Perkataan Para Pemenang:
- Jujur, tidak bohong.
- Benar, menjauhi kesalahan.
- Bisa dipercaya, tidak khianat.
- Faktual, bukan gosip apalagi fitnah.
- Bermakna, bukan omong kosong.
- Penuh ajakan kebaikan, bukan ajakan keburukan.
- Terbuka, tidak menutupi sesuatu.
- Santun, tidak menyakiti.
- Memotivasi, bukan melemahkan dan merendahkan.
- Menyejukkan, bukan menciptakan suasana panas.
Sikap Mental Para Pemenang:
- Bertanggungjawab, bukan lari dari tanggungjawab.
- Berani, bukan penakut.
- Tidak putus asa, bukan mudah menyerah.
- Optimis, bukan pesimis..
- Disiplin.
- Semangat dan kerja keras, bukan pemalas.
- Dermawan, bukan kikir.
- Rendah hati, tidak angkuh.
- Percaya diri, bukan rendah diri.
- Kreatif, bukan dogmatis, sempit dan terbatas.
- Teguh pendirian, tidak mudah goyah.
- Bersimpati dan berempati pada orang lain, bukan antipati pada orang lain.
- Menghormati dan memuliakan orang lain, bukan merendahkan dan menyepelekan orang lain.
- Mampu mengendalikan emosi, bukan pemarah.
- Mandiri, tidak dikendalikan orang lain.
- Rela berkorban, bukan menghindari pengorbanan.
- Mudah memaafkan, bukan pendendam.
- Konsisten dan terus menerus, tidak berhenti di tengah jalan.
- Tidak menyalahkan orang lain.
- Tidak menggantungkan diri pada orang lain.
- Tidak mengeluh atas situasi yang buruk.
- Pandai bergaul, bukan menjauhi pergaulan.
- Melayani orang lain, bukan dilayani.
- Mau mendengarkan, bukan sekedar ingin didengarkan orang lain.
- Kemampuan evaluasi diri.
Tindakan Para Pemenang:
- Berani bertindak.
- Suka membantu orang lain.
- Cepat mengambil keputusan, tapi tepat.
- Mau dan mampu menerobos peluang yang terbuka maupun sempit.
- Bertindak menuju pencapaian tujuan.
Kita ulangi lagi rumusnya
lebih tegas. Jati diri pemenang adalah kemenangan itu sendiri. Artinya,
kemenangan dalam pemilu hanyalah mekanisme otomatis yang melekat atau menyatu
dengan jati diri pemenang. Jati diri pemenang dibentuk melalui kualitas hati
yang terbaik. Hati akan mengendalikan, memandu, memberikan arah dan menyediakan
jalan kemenangan bagi pikiran, ucapan, sikap mental dan perbuatan. Maka, anda
akan menang. Anda adalah pemenang. Yakin. Pasti. Ajaib.
Apakah anda masih ragu dengan kekuatan dan keajaiban hati
anda untuk menjemput kursi legislatif yang anda kehendaki? Kalau di ujung
tulisan ini keraguan anda belum juga terbongkar habis, maka ulangi lagi baca
tulisan-tulisan di blog ini dari awal hingga akhir. Jika tetap masih ragu,
berhati-hatilah dan waspadalah, jangan-jangan sujud anda sudah terlalu lama
kepada akal pikiran dan hawa nafsu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar